Apoteker dan Resep
09/03/2011
Pernah enggak kamu dapet resep obat dari dokter?
Resep obat yang kemudian ditebus di instalasi farmasi rumah sakit atau di apotek. Resep obat yang pastinya ada istilah – istilah latin yang gak dimengerti. Resep obat yang isinya bisa banyak, bisa sedikit.
Ya, resep yang saat ditebus tiba – tiba berubah jadi bentuk obat. Haha.. Ajaib ya?
Pekerjaan apotekerlah salah satunya buat mengurusi resep – resep ini. Apa coba yang dilakukan terhadap resep obat?
- Dibaca, diartikan dan diterjemahkan menjadi info yang diberikan dokter kepada pasien.
- Dipahami, termasuk didalamnya mempertimbangkan apakah pemilihan obat dalam resep itu sudah bijak atau belum. Termasuk juga menyiapkan info yang akan diberikan kepada pasien. Walaupun pada akhirnya info yang ada itu sesudah atau sebelum makan, itu infonya gak sembarangan lho..
- Diberi etiket dimana informasi penggunaan obat dituliskan dengan jelas sehingga obat tidak digunakan dengan salah.
- Disampaikan kepada pasien dilengkapi dengan informasi standar tujuan penggunaan obat, sebenarnya pasti apoteker pun sudah siap jika pasien ada yang bertanya tentang obatnya, apapun itu..
Penyiapan resep ini harus dilakukan dengan sangat hati – hati supaya obat yang diberikan bermutu, digunakan dengan aman, dan diperoleh khasiatnya.
Jadi bersabarlah dalam menunggu penyiapan obat resep.. 🙂 🙂
5 Komentar
leave one →
itu sebabnya klo nebus resep suka agak lama ya?
harus sabar berarti klo nebus resep di apotek terutama yg lagi penuh2nya
@liana: itu sebabnya klo nebus resep suka lama ya? ya.. tetapi pastinya setiap pemberi pelayanan farmasi sudah memiliki target waktu yang ditetapkan agar tiap orang yang menebus obat tetap mendapatkan pelayanan yang terbaik.. 🙂
terima kasih untuk komentarnya
Ditunggu kritik dan saran selanjutnya 🙂
“Dibaca, diartikan dan diterjemahkan menjadi info yang diberikan dokter kepada pasien” termasuk berusaha memahami tulisan dokter yang ‘super’ itu yah? karena kalo diliat2 oleh orang yang ga biasa, selalu bingung ini tulisannya apa sih?
salut sama apoteker! yang bisa baca tulisan2 ‘super’ dokter di nota resep, jadi penasaran, ada pelajaran khusus membaca tulisan dokter selama pendidikan apotekernya ga ya? 🙂
yup setuju puy..
@achie : klo ada brarti brp sks ya? :))
tentu ga ada mata kuliah baca resep..
mungkin sebaiknya yg diperbaiki adalah cara penulisan resep disertai kerjasama antara dokter-pasien-apoteker..
setahu saya, ada alesannya dulu knp dokter nulisnya dibuat ga mudah dibaca, supaya obatnya ga disalahgunakan sama pasien.
tp seiring perkembangan jaman, skrg pasien berhak tau dia minum obat apa dan bagaimana efeknya..
wah, mbak liana ini berpengalaman juga ya?
terima kasih atas penjelasannya..
@Achie : kurang lebih saya setuju dengan mbak liana. Sejauh ini, kebetulan saya masih duduk di bangku kuliah, kami sempat belajar membaca tulisan resep di salah satu mata kuliah. Selain itu, kami juga harus belajar membaca resep saat kami melakukan kerja praktek. 🙂